JAKARTA (TERBITTOP.COM) — Bagi kami di Golkar, pernyataan ARB sebagai ketum Golkar soal jadwal munas sebelum ramadhan tahun ini, bukanlah sebuah signal lagi. Tapi perintah.
Demikian ditegaskan Bendahara Umum Partai Golkar, Bambang Soesatyo dalam sebuah pernyataan di Jakarta, Minggu (24/1).
“Jadi, tidak perlu lagi ada pernyataan mundur. Sesuai dengan mekanisme yang ada dalam AD/ART partai Golkar, ARB dipilih dan ditetapkan sebagai ketum dalam sebuah munas. Demikian juga jika beliau ingin mengakhirinya harus lewat munas/munaslub,” kata Bambang.
Ditambahkan, pihaknya terkejut dengan keputusan ARB yang disampaikan dalam sambutan tadi malam. “Karena sesungguhnya kita sangat meyakini bahwa kita adalah pihak yang benar dan menang secara hukum. Tapi, ya apa boleh buat. Pahit memang. Dan kita semua memendam luka yang sangat dalam. Tapi itulah realitas politik,” ungkapnya.
Diakui, baru kali inilah dalam sejarah panjang Golkar harus tunduk dan bertekut lutut pada kekejaman kekuasaan yang tidak menghendaki ARB sebagai ketua umum dengan memakai senjata SK pengesahan yang terus digantung.
“Untunglah ARB berjiwa besar dan negarawan. Dia tidak menyalahkan gelapnya malam. Tapi menyalakan lilin agar menerangi malam dengan perintah pelaksanaan munas sebelum Ramadhan atau sebelum memasuki tahapan pendaftaran pilkada serentak putaran ke-2 tahun 2017 yang jatuh pada Juli 2016, agar Golkar bisa menyiapkan diri dengan baik dalam derap langkah yang satu tanpa dualisme kepengurusan seperti pilkada serentak sebelumnya,” jelasnya.
Anggota Komisi III DPR ini juga berharap, jalan yang sudah dibuka lebar oleh ARB disambut baik oleh kubu Ancol yang sudah tidak jelas itu karena SK-nya sudah adicabut atau dibatalkan pemerintah untuk masuk dalam gelanggang pertarungan yang demokratis dan tidak lagi berteriak-teriak di pinggir jalan.
“Mari kita tentukan jadwal, waktu dan tempat munas diselenggarkan. Mari kita bentuk kepanitiaan bersama dengan supervisi Pak Habibie, JK dan Akbar Tanjung. Siapa-siapa yang duduk di SC dan siapa-siapa yang duduk di OC. Pak AL kirim nama dan Pak ARB kirim nama. Gadang-gadanglah siapa calon ketua umum dari pihak AL dan siapa saja caketum dari pihak ARB. Kita buka kesempatan juga bagi siapa saja di luar kelompok/kubu tadi utk ikut juga masuk dalam permainan. Simpel saja,” imbau Bambang.
Tapi, ya itu tadi. tambahnya, Kalau nanti kalah jalan lagi teriak-teriak dicurangi atau bilang tidak demokratis. Harus kesatria dan tidak boleh jadi pecundang. Demikian juga dengan pemerintah. Jika nanti ketua umum Golkar yang terpilih ternyata bukanlah figur yang diharapkan, jangan lagi mencari-cari alasan tidak mengesahkan dan menciptakan munas abal-abal untuk memecah belah kembali partai Golkar.
“Dengan kebesaran hati semua pihak, kita harus menyakini bahwa Golkar akan menjadi kekuatan baru yang bakal diandalkan oleh bangsa dan negara ini dalam mewujudkan cita-cita dan harapan rakyat,” pungkas Bambang Soesatyo (rel)