SEGERA setelah diangkat menjadi Bupati Baru di Karanganyar, Drs. H. Juliyatmono, mengadakan konsolidasi secara luas tentang visi, misi dan program kerjanya agar dengan segera menjangkau seluas luasnya seluruh rakyat banyak di Kabupaten yang dipimpinnya. Bupati baru menyadari bahwa Kabupaten Karanganyar adalah kabupaten dengan kekayaan alam yang luar biasa memiliki hampir segalanya. Kabupaten dengan pegunungan yang mampu menghasilkan produk yang dengan mudah di pasaran di kota Solo yang hampir tanpa jarak. Kabupaten ini juga memiliki potensi wisata yang sanggup menyaingi daerah indah seperti Puncak dan Bandung yang bisa menawarkan aneka hiburan yang tidak ada di daerah lainnya.
Guna mengajak partisipasi dengan cakupan yang luas dari seluruh keluarga yang tersebar di desa-desa, Bupati mengirim Tim yang cukup besar untuk belajar ke Haryono Suyono Center (HSC) di Jakarta. Rombongan ditugasi mempersiapkan diri untuk menyegarkan kembali pembentukan dan pengisian Posdaya yang telah terbentuk atau merevitalisasi Posdaya yang terlena karena mengendornya pembinaan dan pengisian dalam bulan-bulan terakhir ini. Rombongan Tim yang dilatih di Jakarta itu diberikan pencerahan oleh berbagai tenaga ahli yang berasal dari Yayasan Damandiri dan tokoh-tokoh lapangan dari berbagai perguruan tinggi yang berpengalaman dalam pengembangan partisipasi masyarakat. Mereka diberikan pembekalan teori secara padat dan langsung diterjunkan ke Posdaya yang telah maju di Bekasi, Bogor dan Jakarta. Rombongan memperoleh pendampingan dari para ahli lapangan dari Universitas Trilogi di Jakarta, IPB di Bogor dan STIE Bani Saleh di Bekasi.
Anggota Tim yang mendapat penguatan itu kemudian disambut oleh Bupati dengan antusiasme yang tinggi sehingga segera setelah kembali ke Karanganyar langsung mengadakan konsolidasi ke dalam ke seluruh jaringan yang ada di Kecamatan dan Desa. Mereka juga mengadakan penyegaran kerjasama dengan perguruan tinggi yang ada di Solo dan daerah lainnya untuk kembali ke Karanganyar membantu rakyat membangun bersama pemerintah daerah dan kekuatan pembangunan lainnya. Program yang disusun dibagi habis kepada para petugas dan seluruh jajaran SKPD sehingga kekuatan pembangunan di kalangan rakyat diharapkan tidak berdiri sendiri tetapi dengan penuh didukung komitmen pemerintah dan sedapat mungkin disinergikan dengan pembangunan yang mendapat dukungan pendanaan dari pemerintah.
Para Kepala Desa yang menerima dana pembangunan pedesaan diharapkan segera melakukan konsolidasi untuk mengutamakan pembangunan infrastruktur yang menguntungkan penguatan pemberdayaan keluarga dan penduduk sehingga setiap keluarga dan penduduk meningkat kapasitasnya untuk ikut terjun dalam pembangunan.
Infrastruktur itu perlu menghubungkan penduduk dengan fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan dan fasilitas ekonomi seperti pasar dan pusat-pusat penjualan produk rakyat banyak. Disamping itu dipergunakan juga untuk memperbaik fasilitas rekreasi yang dengan mudah bisa menarik wisatawan untuk menikmati dan tinggal di lokasi lebih lama.
Hasil dari kegiatan itu mengantar Bapati Karanganyar, Drs. H. Juliyatmono, menggelar Gebyar Posdaya pada akhir tahun lalu. Gebyar yang menonjolkan kesiapan aparatur dan jajaran lembaga Posdaya di seluruh Karanganyar itu memberi harapan bahwa selama tahun 2016 Kabupaten Karanganyar siap menjadi pelaksana awal dari gerakan pembangunan global yang mencoba menghapuskan kemiskinan, kelaparan dan mengurangi kesenjangan antara penduduk kaya dan miskin. Karanganyar yang relatif kaya dengan sumber daya alam akan menjadi kabupaten yang membuktikan bahwa pembangunan tidak boleh merusak lingkungan atau kekayaan hayati, tetapi menata lingkungan menjadi lingkungan yang indah, menawan dan memeliharanya untuk anak cucu dengan setiap kali menjadi lebih baik, dicintai oleh ummat manusia dan lestari.
Karanganyar bisa juga dijadikan penyangga masyarakat perkotaan dimana masyarakat desa dan yang bersal dari gunung tidak perlu pindah ke kota tetapi tetap berada di gunung hidup seperti masyarakat kota tetapi berada dalam lingkungan gunung yang semarak dan menarik dengan sumber air yang terpelihara rapi karena gunungnya
ditanami tanaman yang melindungi satwa dan habitat lokal yang berguna. Tanaman yang mengandung kasiat obat bukan dibabat habis tetapi justru ditumbuh-kembangkan dan menghasilkan industri yang banyak dikonsumsi oleh rakyat banyak sebagai jamu yang menjamin setiap penduduk tetap sehat dan tidak perlu sakit.
Gebyar Posdaya itu ternyata memberikan kesempatan kepada Bupati Karanganyar untuk membuka semua kesempatan kepada siapa saja yang ingin membangun rakyat di daerahnya, termasuk peningkatan partisipasi siswa-siswa SMK yang selama ini telah banyak belajar ketrampilan di sekolahnya, para lansia yang tergabung dalam PWRI serta kelompok-kelompok relawan yang bekerja tanpa pamrih demi Indonesia jaya. Semoga membawa manfaat untuk rakyat banyak. (Prof. Dr. Haryono Suyono, Ketua Yayasan Damandiri, www.haryono.com).