Pada Sensus Penduduk tahun 2010 terdapat sekitar 45 juta anak-anak usia 0 – 9 tahun. Dewasa ini diperkirakan ada sekitar 25 jutaan anak-anak di bawah usia balita. Pada tahun 2045, yaitu seratus tahun setelah Indonesia merdeka, anak-anak di bawah usia sepuluh tahun itu akan berusia 35 – 44 tahun, sedangkan anak-anak balita dewasa ini akan berusia sekitar tiga puluh sampai tiga puluh lima tahun.
Mereka memasuki usia kerja dan sebagian akan mulai menempati posisi yang menentukan dalam kariernya secara pribadi atau secara kelompok, sebagian lagi dari mereka akan menjadi pemimpin bangsa. Oleh karena itu menjadi sangat penting untuk mempersiapkan anak-anak muda itu sejak dini agar kelak kemudian hari bangsa ini tidak kecewa karena lupa tidak secara dini mempersiapkan calon pemimpin bangsanya.
Oleh karena itu sungguh tepat bahwa sejak lama kita bekerja keras mempersiapkan anak-anak balita dalam asuhan kedua orang tuanya dengan baik, bahkan oleh beberapa lembaga sepeti Kantor Menteri Pemberdayaan Perempuan dan BKKBN di masa lalu, dikembangkan program dan kegiatan Bina Keluarga Balita. Program itu bertujuan mengantar kegiatan yang lebih formal dengan dukungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang menampung dan mendampingi anak-anak balita dalam usia yang sangat penting itu dalam wahana pendidikan anak usia dini melalui kegiatan Pendidikan Anak Usia Dini atau PAUD.
Dalam usaha yang sungguh-sungguh dari berbagai kalangan yang peduli terhadap upaya persiapan sumber daya manusia sebagai bagian dari Modal Sosial bangsa, utamanya dalam upaya mengantar generasi muda dewasa yang pada saatnya akan menjadi kader dan pemimpin bangsa, tidak lain adalah anak-anak yang dewasa ini baru berusia balita, akhirnya mendorong pemerintah memutuskan bahwa fasilitas pendidikan anak usia dini harus ada dan tersedia dengan baik pada setiap desa.
Dengan adanya komitmen politik yang tinggi itu, setiap kalangan, utamanya pemerintah pusat dan daerah, kalangan pendidikan yang peduli terhadap masa depan bangsa, serta kalangan swasta yang menaruh perhatian yang sama terhadap upaya mempersiapkan generasi muda bangsa sebagai calon pemimpin masa depan, telah sepakat menyenggarakan penyediaan PAUD di semua desa.
Melalui arus cepat pengembangan PAUD di seluruh pelosok Indonesia itu, hampir semua perguruan tinggi yang semula adalah IKIP, bekerja keras menyediakan tenaga pengajar yang kompeten untuk diserahkan kepada lembaga di desa demi anak-anak calon pemimpin bangsa. Namun karena para pengembang berasal dengan latar belakang yang berbeda-beda, fasilitas berbagai PAUD masih bervariasi, ada yang baik sekali dan ada yang pas-pasan.
Diperlukan peningkatan mutu dalam rangkaian jumlah yang sangat masal. Berbagai Universitas lain seperti Universitas Trilogi di Jakarta diberi kesempatan mengembangkan penyediaan dan mutu tenaga pendidikan bunda PAUD melalui perguruan tinggi tersebut. Lembaga dan organisasi kemasyarakatan di desa, karena dorongan kebutuhan dalam masyarakat lokal, ikut serta menyingsingkan lengan baju membentuk dan menyediakan pelayanan PAUD. Dengan demikian jumlah, variasi dan mutu lembaga yang ada makin bervariasi di seluruh pelosok desa. Akibat dari berbagai sumber asal usul yang berbeda-beda serta tenaga bunda PAUD yang bervariasi itu maka pendekatan setiap bunda PAUD kepada setiap anak didiknya juga bisa berbeda.
Tentu saja kalangan resmi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bekerja keras mengembangkan lebih banyak PAUD dengan standar resmi dan bermutu serta meningkatkan mutu PAUD yang sudah ada di berbagai pedesaan. Usaha itu juga dibantu oleh kalangan yang sangat luas dan peduli terhadap makin tingginya mutu PAUD yang melayani dan mendampingi calon pemimpin masa depan bangsa itu. Salah satu lembaga yang peduli terhadap upaya peningkatan mutu dan dinamika PAUD di seluruh Indonesia adalah HIMPAUDI, suatu “himpunan pendidik dan tenaga kependidikan anak usia dini Indonesia” yang dipimpin oleh Ibu Prof. Dr. Netty Herawati MSi yang dinamis.
Menyongsong Hari Kebangkitan Nasional tahun 2016, HIMPUDI mengadakan berbagai kegiatan bersama anggotanya di seluruh Indonesia yang perlu mendapat dukungan berbagai kalangan. Berbagai kegiatannya antara lain ditujukan guna mengingatkan dan mengajak masyarakat luas agar memberi perhatian yang tinggi terhadap generasi balita dewasa ini yang dalam waktu tiga puluh tahun mendatang akan memasuki Jaman Indonesia Emas, yaitu jaman di mana negara RI akan memasuki masa kemerdekaan yang ke seratus kalinya. Negara merdeka dengan barisan pemimpin baru yang diharapkan akan mendampingi dan mengarahkan bangsa ini menjadi bangsa yang lebih bahagia sejahtera dan dapat menyelenggarakan pembangunan yang berkelanjutan untuk anak cucunya.
Dalam menggelar lomba menjelang Hari Kebangkitan Nasional 2016, sekaligus menyongsong Hari Ulang Tahun Kemerdekaan 17 Agustus 2016 mendatang, serta hari Ulang Tahun HIMPAUDI yang ke 11, Ketua Umum Prof Netty mengajak seluruh anak bangsa untuk mengagumi betapa besarnya bangsa ini dan menyatakan bahwa Jujur adalah obat Manjur bangsa ini. Oleh karena itu dalam rangka memperingati berbagai hari yang sangat bersejarah itu, HIMPAUDI melalui jaringan PAUD di seluruh Indonesia ingin mengerakkan Gerakan Nasional Manjur (Gernas Manjur), yaitu Gerakan Aku Anak Jujur serentak di seluruh Indonesia dimulai pada hari Jumat yang penuh berkah, yaitu Hari Kebangkitan Nasional 2016, tanggal 20 Mei 2016 yang akan datang.
Oleh karena itu melalu berbagai anggotanya di seluruh Indonesia, Provinsi, Kabupaten, Kota dan PAUD di seluruh pelosok tanah air, dihimbau agar pada hari yang penuh berkah itu anak-anak, dengan bimbingan Bunda PAUD masing-masing mengembangkan Gernas Manjur tersebut, diikuti semua orang tua anak balita di seluruh Indonesia yang berjumlah lebih dari 25 juta keluarga. Agar Gernas Manjut ini melekat di hati anak-anak balita dan orang tuanya, maka gerakan ini diikuti dengan berbagai lomba antara lain menyanyikan lagu yang populer Si Kumbi-PK, menyanyikan lagu dan mendongeng dengan tema Anak Jujur serta lomba Bermain Edukatif dengan tema Anak Jujur juga. Hasil Lomba dari setiap PAUD dikumpulkan secara berjenjang ke tingkat lebih tinggi pada akhir bulan Mei dan selanjutnya dikumpul dan dikirim ke tingkat wilayah pada awal bulan Juni dan dari kumpulan itu dipilih sebanyak 11 karya terbaik PD dan dikirim ke Pengurus tingkat Wilayah pada sekitar tanggal 12 – 22 Juni 2016. Dari tingkat wilayah ini dipilih lagi sebanyak 11 buah untuk dikirim ke tingkat pusat pada sekitar tanggal 23 Juni sampai tanggal 23 Juli 2016, masih dalam suasana Hai Keluarga Nasional tanggal 29 Juni 2016. Selanjutnya Pengurus Pusat akan memilih yang terbaik tingkat Nasional sekitar tanggal 4 – 14 Juli sehingga hasilnya kalau perlu bisa disampaikan pada Panitia Hari Anak Nasional tanggal 23 Juli 2016. Lebih dari itu, kalau tidak ada aral melintang hasil Lomba Nasional Gernas Manjur itu bisa menjadi salah satu masukan yang sangat berharga untuk Panitia Nasional Hari Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 2016.
Lomba yang digagas dicanangkan pada tanggal 20 Mei 2016 itu konon selain didukung oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga mendapat restu dari Komisi Pemberantasan Korupsi sebagai bagian dari upaya menyuburkan budaya bersikap dan bertingkah laku jujur sebagai bagian yang sangat penting dari modal budaya bangsa yang bersama modal sosial dan modal ekonomi bisa disinergikan guna membangun bangsa yang jaya, sejahtera dan nerkelanjutan. Oleh karena itu tidak ada pilihan bagi kita kecuali memberikan dukungan yang maksimal terhadap usaha yang sangat mulia memberikan perhatian dan dukungan yang penuh terhadap usaha untuk memberikan bekal karakter yang memadai kepada anak-anak balita yang kelak akan menjadi pemimpin bangsa. Pembekalan yang sempurna kepada anak-anak balita itu akan memberi warna yang indah untuk masa depan bangsa.
Anak balita hari ini akan menjadi pemimpin bangsa di masa depan. Masa depan bangsa adalah masa depan kita semua, masa depan anak cucu dan masa depan kebesaran Nusantara yang sangat kita cintai. Investasi hari ini adalah investasi kemanusiaan yang luhur, jujur dan kita lakukan dengan sadar dan sungguh-sungguh adalah harapan kita semua. (Prof. Dr. Haryono Suyono, Pembina Yayasan Anugerah Kencana Buana).