Tidak kurang dari 450 Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta selama ini telah melangsungkan Kuliah Kerja Nyata tematik Posdaya di seluruh Indonesia. Disamping itu ratusan Perguruan Tinggi Islam seperti UIN, IAIN, STAIN dan lainnya juga menyelenggarakan Kuliah Kerja Nyata tematik Posdaya berbasis Masjid dengan menempatkan Masjid sebagai titik sentral kegiatan pengabdian kepada masyarakat sekitarnya. Kuliah Kerja Nyata selama lima belas tahun terakhir telah didasarkan pada sasaran dan target MDGs yang oleh PBB telah digantikan dan diperluas menjadi Sustainable Development atau Pembangunan yang berkelanjutan.
Sasaran MDGs yang berjumlah delapan, diperluas menjadi tujuh belas sasaran dengan titik sentralnya tetap pada upaya pengentasan kemiskinan dan penghapusan kelaparan. Sasaran dan target utama ini dilengkapi dengan usaha pelestarian kekayaan alam dan pemeliharaan lingkungan yang diharapkan dapat dinikmati oleh anak cucu kita di kemudian hari.
Di Bengkulu misalnya, Ibu Dr. Ir. Eva Oktavidiati, MSi, Ketua LPPM Universitas Muhammadiyah Bengkulu dengan semangat menggebu mengirim dan mendampingi mahasiswanya melakukan KKN di berbagai kabupaten/kota dengan semangat yang sangat tinggi. Mereka berhasil meyakinkan para Bupati di Provinsi yang juah dari Ibukota itu bahwa para mahasiswa dapat menyatu dengan masyarakat sederhana di pedesaan dan mengantar mereka menjadi pejuang pembangunan yang gigih.
Secara tahap demi tahap penduduk desa yang sangat haus terhadap dinamika pembangunan itu diajak meningkatkan Iman dan Taqwanya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, diajak berdoa, bersatu sesamanya, bekerja cerdas dan keras memahami kebutuhan sehari-harinya untuk selanjutnya bekerja keras, cerdas dan tuntas membangun kemampuan diri dan akhirnya melaju menjadi keluarga yang sejahtera.
Kegigihan rombongan dosen dan mahasiswanya yang mendapat dukungan penuh dari Rektor dan semua Dekan dalam lingkungan perguruan tinggi yang dinamik itu memberi semangat yang luar biasa kepada ratusan mahasiswa yang tinggal di desa dan Masjid untuk bersama masyarakat se tempat mengajak keluarga desa yang lugu keluar dari “box”-nya membangun secara mandiri, tidak sekedar menunggu petunjuk pejabat, atau adanya kucuran dana pembangunan yang mengalir ke desa tetapi memanfaatkan peluang yang ada di desanya, peluang yang diolah menjadi kekuatan modal dan kearifan yang bisa mendobrak kebekuan yang kadang mencekam tidak ada jalurnya.
Ibu Dr. Ir. Eva Oktavidiati, MSi, tidak sendirian, Srikandi lain di provinsi Sumatera Barat, Ibu Ir. Zasmeli Suhaemi, MP dari Universitas Tamansiswa Padang, yang tidak lagi menjabat sebagai Ketua LPPM karena masa jabatannya telah berakhir, tidak mau tinggal diam. Secara sukarela dibinanya mahasiswa sukarela dan pimpinan dari Posdaya di desa yang pernah dibentuknya di masa lalu. Berbagai pelatihan dikerjakannya bersama Posdaya yang dibinanya itu. Kegiatan mandiri itu memberi semangat bahwa perjuangan tidak harus disertai dengan jabatan atau “anugerah resmi” lainnya, tetapi semata-mata amal ibadah kepada Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa untuk sebesar-besar kesejahteraan yang kita bisa berbagi kepada siapa saja yang membutuhkannya.
Di tempat lain, Dr. H. Bibin Rubini, MPd, Rektor Universitas Pakuan Bogor, untuk kesekian kalinya melepas ribuan mahasiswa KKN yang diterjunkan ke berbagai kabupaten di Jawa Barat. Mahasiswa yang sebagian besar dipersiapkan menjadi calon guru sekolah menengah atas itu dengan tekun bekerja sama dengan masyarakat luas mempelajari masyarakat di desa-desa yang dibinanya. Mereka mengajak rakyat desa melihat apa yang menjadi kekuatan masyarakat di desanya dan sekaligus melihat kenapa desanya tidak bisa digerakkan dengan kekuatan yang tersembunyi di desanya itu. Mereka mengajak para guru dan murid-murid sekolah di desa itu mengawinkan kegiatan di sekolah dengan kehidupan nyata di rumah-rumah keluarganya.
Ada sekolah yang diajak membangun Kebun Bergizi dan menanam sayur sebagai model untuk ditularkan kepada penduduk kampung sebagai “triger” yang menarik dan bisa membawa manfaat untuk rakyat di sekitarnya. Ada pula kegiatan bagaimana membuat Bank Sampah dan menjadikan sampah yang melimpah di desa dan di rumah masing-masing menjadi bahan baku kegiatan pengolahan kerajinan yang laku jual, atau secara sederhana menjadikan sampah sebagai bahan pupuk untuk tanaman di kebun di sekitar rumahnya. Suatu perbuatan yang kelihatan sederhana tetapi sesungguhnya merupakan inovasi yang memiliki nilai ganda dan tinggi, suatu perbuatan amal yang memelihara kesehatan, kelestarian lingkungan serta membawa manfaat sosial ekonomi lain yang menguntungkan.
Dr. H. Bibin Rubini, MPd, bahkan meluangkan waktu untuk meninjau kegiatan para mahasiswa di pedesaan, menanyakan kegiatan yang telah diselenggarakan di desa, bertanya kepada masyarakat desa tentang manfaat kegiatan mahasiswa, dampak yang langsung serta dampak tidak langsung dalam membangun budaya baru modernisasi disertai partisipasi yang dibawa dan dirangsang oleh para mahasiswa kepada masyarakat desa pada umumnya.
Rektor dan jajarannya ingin sekali bahwa para mahasiswa tidak saja menjadi sarjana setelah lulus ujian, tetapi menjadi sarjana yang disegani oleh masyarakat luas pada waktu dalam pelatihan, sehingga saat-saat terakhir pada perguruan tinggi bisa dipergunakan untuk menggali ilmu sebagai bekal terakhir dalam mengabdi kepada masyarakat sebagai bekal guna mengabdi kepada nusa dan bangsanya di kemudian hari.
Prof. Dr. Ir. Asep Saefuddin, MSc Rektor Universitas Trilogi dan Prof Dr. Tri Budi Wahyuni Rahardjo, drg. MS, Rektor Universitas Respati Indonesia (URINDO) di Jakarta bertekad bahwa kampung di sekitar kampus haruslah menyatukan perguruan tinggi dengan masyarakatnya. Kampus dan sekelilingnya harus menjadi kampus terbuka sehingga eksistensi kampus menusuk jantung hati, kasih sayang kepada rakyat dan memberi pengaruh yang posiitif yang meningkatkan dinamika masyarakat di sekitarnya. Pimpinan Prodi Universitas Trilogi sedang mempersiapkan kuliah terbuka melalui Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) yang telah tersedia di setiap wilayah kota. Untuk kegiatan KKN dan dosen sukarela yang sama, URINDO sedang mempersiapkan para dosen pembimbing lapangan dan mahasiswa dari beberapa Fakultas untuk melakukan persiapan yang sama.
Kerja sama dengan beberapa perguruan tinggi dan dinas-dinas dalam lingkungan Pemerintah DKI Jakarta dan pemerintah kota sedang dalam perundingan dan diharapkan dicapai kata sepakat agar masyarakat luas di DKI Jakarta bisa memperoleh keuntungan ganda karena kegiatan mahasiswa dan dosen dari berbagai perguruan tinggi itu mengisi ruang terbuka yang mulai beroperasi di DKI Jakarta itu. Beberapa Walikota dan Ibu-ibu PKK serta kelompok Posdaya telah siap menerima kerja sama dengan perguruan tinggi dalam bentuk KKN tematik Posdaya yang positif. Semoga kerja sama sinergi dapat diwujudkan guna memperoleh hasil yang positif. (Prof. Dr. Haryono Suyono, Pengamat Sosial).