Sekitar 150 penduduk lanjut usia, pimpinan dan anggota PWRI dari seluruh Jakarta yang minggu lalu berkumpul di Siti Padmirah Silver Colleger di Jalan Pengadegan Barat, Jakarta Selatan, mendengarkan dengan tekun, santai dan ceria, paparan dari Bapak Iman Rahman Susilo dari Trans Jakarta, tentang fasilitas penggunaan Bus gratis bagi penduduk disabilitas dan lansia.
Begitu paparan selesai, mereka berebut bertanya dan siap mengajukan diri mempergunakan kesempatan untuk mengenal Kota Jakarta. Pada umumnya mereka adalah pensiunan pegawai Negeri dari seluruh wilayah DKI Jakarta. Sepanjang pengabdiannya sebagai pegawai negeri di DKI Jakarta selama lebih dari 35 tahun, pada umumnya mereka sangat setia mengabdi dan tidak atau belum sempat menikmati indahnya kota dan obyek yang menarik dan tersebar luas di wilayah DKI Jakarta. Mereka tidak sempat atau fasilitas itu relatif mahal atau tidak terjangkau untuk dinikmatinya dengan santai bersama istri dan anak-anaknya.
Kesempatan untuk itu saat ini sudah mulai terbuka. Sebagai akibat dari kunjungan para petinggi DNIKS ke Balai Kota dan bertemu dengan Gubernur Ahok yang menjanjikan bahwa penduduk disabilitas dan lanjut usia yang banyak jasanya sebagai pegawai negeri atau penduduk lansia biasa yang banyak berkorban dalam pembangunan di DKI Jakarta, disediakan fasilitasi menikmati penggunaan kendaraan umum Trans Jakarta kapan saja dan ke obyek mana saja mereka pergi.
Fasilitas itu terbuka lebar bagi penduduk disabilitas dan lansia yang ingin mengenal tempat-tempat tertentu yang indah atau tempat peninggalan sejarah di DKI Jakarta. Penduduk disabilitas yang ada di Panti dapat mendaftarkan diri kepada manajemen Trans Jakarta sehari sebelumnya untuk diatur keberangkatannya dalam kunjungan itu ke obyek yang dimaksudkan. Begitu juga lansia dapat mengatur pemenuhan keinginan untuk mempergunakan kesempatan yang terbuka itu.
Rombongan “turis” disabilitas atau lansia itu dapat sekedar berkunjung ke pusat-pusat kota yang pada waktu ini telah dirapikan keadaannya yaitu dengan memperlebar trotoar yang ada sehingga seseorang dapat berjalan lebih aman dan menikmati kebisingan Jakarta dengan lebih baik. Mereka dapat melihat toko atau keadaan se kelilingnya tanpa terganggu bisingnya suara sepeda motor pada fasilitas umum itu, karena sepeda motor dilarang lewat trotoar yang diperlebar.
Keadaannya seakan seperti berjalan-jalan di jalan lebar hanya untuk pejalan kaki dalam suasana keindahan deretan toko yang tampak makin mewah. Biarpun tidak sempat membeli, rasanya terhibur karena bisa dengan santai melihat keindahan dan kemewahan yang ditawarkannya.
Sekelompok disabilitas atau lansia dengan rombongannya dapat memesan fasilitas guna mengantar mereka meninjau Kota tua yang karena direnovasi menghasilkan kenangan yang indah dan bisa sangat asyik untuk ditonton bersama. Rombongan dapat diantar ke kota tua dan melakukan perjalanan kaki sampai penat dalam kompleks yang tertata rapi itu.
Dengan santai mereka bisa bergerombol mengambil foto kenangan seakan mereka tinggal atau menikmati gedung dalam bentuk seakan pada jaman penjajahan Belanda di masa lalu. Karena keadaan Kota tua itu disulap menjadi obyek turisme, maka setiap pengunjung dijamin tidak akan kekurangan obyek yang dilihatnya, bahkan bisa melihat sesuatu yang dalam jaman lamanya barangkali dilarang untuk dilihat. Apabila rombongan dan anggotanya lelah karena berjalan dari suatu obyek ke obyek lainnya, tersedia berbagai fasilitas istirahat dengan sajian warung kopi dan makanan kecil yang lumayan.
Ada juga keinginan para lansia yang seumur hidupnya barangkali bercita-cita ingin mengadakan dialog dengan dunia binatang yang berkumpul atau dikumpulkan di Kebun Binatang Ragunan yang semasa menjabat sebagai pegawai negeri, karena kesibukan tidak pernah sempat dikunjunginya. Fasilitas untuk ini disediakan oleh manajemen Trans Jakarta dengan memberi tahukan sehari sebelumnya besar rombongan yang akan mengadakan Tour Disabilitas atau lansia ke obyek hidup yang menarik itu.
Bahkan, apabila di tata dengan baik, pada obyek-obyek semacam ini disediakan pemandu acara seperlunya. Di masa lalu pernah disediakan oleh sponsor yang baik hati seperangkat hadiah berupa kaos, topi, payung atau perlengkapan lain seakan para pelancong diperlakukan sebagai turis yang kaya dan ingin menikmati keunikan dunia binatang yang jinak dan menarik.
Sebagai puncak acara yang menarik, yang bagi organisasi lansia seperti PWRI langsung menarik pengurus untuk segera melakukan konsolidasi, adalah kunjungan ke Obyek yang sangat terkenal Taman Mini Indonesia Indah, yang bagi banyak pegawai negeri di masa aktifnya tidak pernah dikunjunginya secara tuntas. Manajemen Trans Jakarta menyediakan Acara Kunjungan khusus yang diatur dengan organisasi yang bersangkutan.
Para lansia, tidak saja pensiunan pegawai negeri, tetapi juga bisa mengajak penduduk lansia biasa yang sudah berusia di atas 60 tahun, dalam satu kesempatan bisa diajak menikmati hidup lebih nyaman dan keindahan variasi Nusantara yang indah dan saling mengisi. Kenikmatan lansia makin terbuka lebar sehingga diharapkan lansia Indonesia makin bisa hidup nyaman dan lebih lama mengembangkan kepedulian dan cinta kasihnya terhadap tiga generasi. (Prof. Dr. Haryono Suyono, Sosiolog pengamat sosial).