Coca Cola Foundation Indoneia, bekerja sama dengan Bill & Melinda Gate Foundation dari Amerika, setelah berhasil membangun jaringan perpustakaan Perpuseru di sekitar 18 Provinsi di Indonesia, tersebar sekitar 302 Perpustakaan di tingkat Kabupaten/Kota dan sekitar 234 Perpustakaan desa/kelurahan/TBM, beberapa hari lalu mereka menggelar suatu pertemuan untuk saling berbagi yang berhasil meriah di Makassar. Pertemuan itu menghasilkan kekompakan dan rasa kebanggaan para anggota pengelola perpustakaan yang tergabung dalam Perpuseru di seluruh kawasan Indonesia bagian timur.
Keberhasilan pertemuan para sahabat seperjuangan dari kawasan timur Indonesia itu memberi inspirasi agar pertemuan yang lebih luas bisa diadakan untuk mendorong komitmen yang lebih tinggi lagi dari stake holder yang lebih banyak lagi. Pertemuan itu dimaksudkan sebagai ajakan membangun komitmen guna membangun bangsa secara cerdas, konsisten dan berkelanjutan disertai kerja keras dan tuntas demi masa depan bangsa yang bahagia dan sejahtera secara merata.
Seperti pada pertemuan yang pertama di Makassar, pertemuan yang diadakan di Jakarta itu diundang berkumpul para Bupati, Wakil Bupati, para Pimpinan dan Pembina Perpustakaan Daerah serta relawan yang bekerja bersama berbagai Perpustakaan di daerahnya, atau mereka yang dianggap berhasil dan mengalami perubahan karena kegiatan mereka memanfaatkan kegiatan perpustakaan yang mengalami perubahan karena mendapat dorongan inovasi atau intervensi oleh kegiatan Perpuseru atau E-Library yang memperkenalkan berbagai temuan dan rekayasa baru guna menarik minat para peminat menggunakan perpustaan dengan baik.
Para Bupati atau Wakil Bupati yang dianggap memberi dukungan atau memberi kesempatan perpustakaan di daerah berkembang maju telah diberi penghargaan berupa plaket dari Kementerian Dalam Negeri yang diserahkan oleh seorang Pejabat Penelitian dari Bappenas yang khusus hadir di Makassar. Didalam pertemuan di Jakarta peristiwa yang merangsang tersebut diulang kembali dengan lebih banyak penghargaan yang diserahkan kepada para pemangku kegiatan penyebar luasan minat penggunaan perpustakaan.
Ibu Erlyn Sulistyaningsih, wanita muda yang bertindak sebagai Program Direktur kegiatan ini dengan gesit telah ikut memimpin pertemuan di Makassar bertindak lebih percaya diri dalam pertemuan yang lebih besar di Jakarta. Kegiatan di Jakarta dengan scope yang lebih besar mendatangkan para pelaku pembangunan jaringan perpustakaan yang lebih banyak dan lebih bervariasi. Para tokoh Perpustakaan model baru yang membuat perpustakaan menjadi wahana untuk saling bertemu dan “menemukan” sesuatu yang ternyata mengandung nilai ratna mutu manikam yang sangat berharga saling berbagi pengalaman yang unik dan kadang mengejutkan. Perpustakaan yang dimasa lalu dikenal dengan simpanannya berupa buku dalam rak-rak tidak menarik, mendadak menjadi suatu kumpulan dari berbagai catatan dalam berbagai bentuk yang menarik dan hidup seakan ada dimuka kita dan setiap peminatnya bisa mengadakan dialog langsung secara menakjubkan.
Para pelanggan perpustakaan modern yang diajak berkenalan kembali melalui Perpuseru betul-betul bisa mengadakan dialog yang “seru” karena kalau beruntung bisa bertemu dengan para penulis atau penggagas suatu inovasi seakan secara langsung karena jaringan yang ada bisa dengan mudah menghubungkan peminat dengan “person” yang nampak jelas dalam layar yang secara instan tersambung dalam jaringan internet yang sangat maju.
Kesempatan yang tidak mungkin di masa lalu menjadi sesuatu yang biasa dan dengan mudah diatur sesuai kebutuhan peminatnya, bukan kebutuhan alatnya. Imaginasi seorang peminat tidak lagi imaginasi kosong, bahkan dalam hubungan yang lebih langgeng, tanpa harus melalui Perpuseru mendadak seorang pelanggan bisa menjadi “jatuh cinta” kepada idolanya yang ternyata gagasannya mendatangkan ketenangan batin yang selama ini dicarinya dengan tekun. Suatu keajaiban teknologi yang berkembang sangat cepat melebihi kecepatan imaginasi manusia yang biasa dikenal hanya dalam film-film kanak-kanak di jaman dulu seperti “Flash Gordon: dan lainnya. Dunia maya dan imaginasi yang bisa dengan mudah disambung dalam jaringan Perpuseru yang menjadikan Perpustakaan suatu medium baru untuk berkenalan dengan teknologi baru dalam berbagai disiplin ilmu yang ada di muka bumi.
Kesempatan baru itu terjadi karena pertemuan yang digelar di Makassar, dan lebih-lebih di Jakarta itu dilengkapi dengan peningkatan mutu para pustakawan dengan pengenalan teknologi internet yang memungkinkan setiap pengunjung perpustakaan menggunakan komputer yang dilengkapi jaringan internet yang merupakan terobosan baru untuk mendapatkan bahan yang paling mutakhir dari khasanah dunia hampir tanpa batas. Setiap pengunjung tidak saja bisa berhubungan dengan koleksi suatu perpustakaan di tempat mereka berkunjung, tetapi secara praktis bisa berkunjung ke seluruh perpustakaan dunia dengan adanya dukungan Bill & Melinda Gates Foundation yang telah membeli hak pakai dari berbagai buku yang semula harus dibeli oleh setiap peminatnya. Suatu kesempatan hampir tanpa batas.
Jaringan internet dengan pengenalan sumber primer bisa juga menghubungkan setiap peminat dengan para penghasil gagasan inovatif yang dengan cara mudah dapat dihubungi, kadang dapat mengadakan dialog langsung tanpa batas waktu, yang menghasilkan sinergi yang menguntungkan berbagai pihak secara simultan. Suatu dialog antar pemakai dan sumber gagasan dan ilmu yang tidak ada lagi batasannya. Perpuseru menggebrak Indonesia memasuki abad baru tanpa ada batasnya. Alhamdulillah. (Prof. Dr. Haryono Suyono, Sosiolog mantan Menko Kesra dan Taskin).