Berturut-turut pada akhir bulan November dan Desember lalu Yayasan Anugerah Kencana Buana (ANUGERAH) bermitra dengan Jaringan Warung Sembako Sahara mulai mengembangkan Jaringan Semut untuk menolong rakyat banyak di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya dengan mengisi Jaringan Posdaya yang selama lima tahun terakhir ini telah dibentuk dan dikembangkan menjadi Jaringan Posdaya Gotong Royong yang mengajak keluarga di seluruh desa, RW dan RT bersatu dan bekerja sama memberdayakan keluarga prasejahtera menjadi keluarga yang lebih sejahtera.
Dalam lima tahun terakhir ini Jaringan Posdaya telah berkembang dengan baik. Di Jakarta dan sekitarnya Universitas Trilogi, Universitas Pancasila dan Universitas Mercu Buana telah bersama-sama melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik Posdaya. Berbagai KKN yang mereka selenggarakan menghasilkan ratusan Posdaya di lingkungan RW dan RT. Beberapa Posdaya yang telah dibentuk itu telah mengembangkan kegiatan dalam bidang kesehatan, pendidikan dan menolong keluarga dalam lingkungannya dalam bidang ekonomi.
Melalui pelatihan ketrampilan, umumnya para ibu-ibu berlatih mengembangkan kegiatan yang menghasilkan produk laku jual dan menguntungkan. Ada banyak Posdaya yang melakukan kegiatan dengan mengolah sampah menjadi produk yang laku jual melalui “Bank Sampah” yang dikembangkan di desanya. Ada pula Posdaya yang menolong anggotanya membentuk Koperasi dan mengadakan kegiatan simpan pinjam untuk modal memulai usaha ekonomi produktif. Ada pula keluarga muda yang semula tidak bisa bekerja ramai-ramai membentuk PAUD di lingkungan RT-RW-nya guna menampung anak balita masing-masing sehingga bisa berusaha.
Pada tahun 2017 akan dilanjutkan gerakan dan kegiatan tersebut sampai tingkat RW-RT dalam KKN yang lebih sistematis. Disamping itu akan dikembangkan gerakan yang lebih sistematis melalui forum silaturahmi yang telah dibentuk oleh Pemerintah Provinsi Jakarta dan kelima Pemerintah Kota sebagai Pusat Pelayanan Terbuka ramah Anak (RPTRA) yang sekaligus difungsikan sebagai tempat berkumpulnya keluarga guna mendapatkan pendidikan dan pelatihan bagaimana memenuhi kebutuhan keluarga dan anak-anaknya.
Gerakan itu mudah-mudahan bisa menjadi awal dari upaya menggerakkan masyarakat untuk mensukseskan program yang dicanangkan oleh PBB sebagai Program Pembangunan yang Berkelanjutan. Seperti diketahui program ini mengusung tujuh belas sasaran target yang harus dituntaskan dalam lima belas tahun mendatang. Tiga target utamanya adalah bebas kemiskinan, bebas kelaparan dan makin menyempitnya kesenjangan antara yang kaya dan yang miskin.
Awalan yang dimulai pada awal bulan November yang lalu adalah mengajak Posdaya untuk memantabkan agar semua potensi sumber daya manusia yang melimpah di setiap desa, RT dan RW ikut mengambil bagian sebagai peserta pembangunan. Untuk itu perlu mendapat perhatian agar semua penduduk di bawah usia lima belas tahun bersekolah atau mengambil pelatihan ketrampilan agar dengan mudah bisa memanfaatkan kesempatan kerja yang terbuka dalam tahun 2017 dan seterusnya. Kemiskinan hanya bisa dipecahkan kalau semua penduduk bisa memberi makan untuk dirinya dan keluarganya secara mandiri.
Bantuan dalam bentuk apa pun ada batasnya, tetapi kemandirian akan menolong setiap penduduk untuk tidak miskin dan tidak lapar. Keharusan bagi setiap penduduk untuk siap bekerja itu termasuk juga penduduk yang disabilitas. Oleh karena itu, sebagai bagian dari upaya mobilitas yang lebih mudah, kepada para penduduk disabilitas telah diberikan kesempatan untuk mempergunakan kendaraan umum Bus Trans Jakarta secara gratis sehingga bisa mengikuti kesempatan yang terbuka di mana saja.
Lebih dari itu, pada tahun 2017 tidak boleh mengabaikan penduduk lanjut usia yang di Jakarta berjumlah lebih dari 10 persen dari seluruh penduduk yang ada. Para lansia itu di Jakarta tidak lebih dari 10 persen miskin dan tidak lebih dari 10 persen lainnya tidak mampu lagi bekerja karena sudah terlalu tua atau sakit-sakitan. Lebih dari 80 persen masih segar bugar dan pengalamannya luar biasa. Yang bekas pegawai negeri atau pegawai BUMN dan prajurit tentara atau polisi pengalaman lapangannya lebih dari 35-40 tahun, sehingga mereka bisa menjadi warga teladan di setiap wilayahnya. Di tingkat desa, RT dan RW mereka bisa dialih tugaskan menjadi penggerak pembangunan masyarakat yang mumpuni serta menjadi contoh dari usaha-usaha pemerintah dalam berbagai bidang.
Dalam bidang kesehatan dengan mudah penduduk lanjut usia ini bisa menjadi penyuluh kesehatan dengan baik karena mereka telah berjuang dan hidup sehat sampai usia lansia. Mereka tidak memerlukan biaya semahal anak-anak muda karena kebutuhannya relatif kecil dan dewasa ini sudah dijamin dengan Asuransi BPJS. Kalau saja biaya BPJS ditanggung, maka keperluan lainnya adalah sebagai tambahan untuk hidup lebih nikmat. Para lansia dapat menggantikan pegawai muda untuk promosi kesehatan sehingga rakyat tidak harus sakit dan membebani anggaran pemerintah atau biaya BPJS yang menanjak karena kasus orang sakit yang jumlahnya meledak karena sedikitnya usaha kesehatan preventif yang efektif.
Dalam bidang pendidikan para lansia dapat dilatih kembali menjadi tenaga penyuluh dan pelatihan untuk ketrampilan yang bisa disebar luaskan dalam jumlah yang sangat besar karena meledaknya anak-anak muda yang harus dilatih dalam berbagai ketrampilan agar bisa memanfaatkan kesempatan kerja yang terbuka. Atau dapat menjadi manusia yang tidak mencari kerja tetapi manusia baru yang menciptakan kerja atau usaha produktif.
Mereka dapat dibantu menciptakan dan membuat kelompok-kelompok Pos Lansia, yang seperti Posyandu untuk ibu hamil dan balita, bisa membantu memelihara kesehatan dan dalam keterpaduan dengan Silver College dapat membantu para lansia berlatih menjalani hidup sebagai lansia yang sehat dan cerdas. Pemeliharaan kesehatan melalui Pos Lansia memerlukan tenaga pendamping muda yang dapat diambil dari para lulusan SMK bidang Kesehatan yang makin banyak di tanah air. Tenaga lulusan SMK itu dapat ditempatkan di Posyandu dan Pos Lansia agar dapat memelihara kesehatan untuk balita dan membantu lansia dengan berbagai keperluan kesehatan lainnya.
Pada bidang ekonomi para lansia, laki atau perempuan, dapat melakukan usaha membuka warung sembako di tingkat RT dan RW yang menampung kebutuhan masyarakat dengan kerja sama pemasok yang sayang pada penduduk miskin di desa tetapi kebutuhannya harus dipenuhi dengan sembako yang bermutu dan harganya murah. Mereka menjadi pelayan yang tidak perlu harus jalan terlalu jauh tetapi melayani kebutuhan dari keluarga muda tetangga yang dinamis agar suami istri yang bekerja dan tidak sempat belanja jauh dari desanya.
Penunggu warung semacam ini perlu waktu lama sehari penuh karena konsumen akan datang setiap saat sesuai kesempatan yang terbuka sehingga ada kemungkinan waktunya hanya diam saja di warung desa sehingga tidak banyak memakan tenaga. Tahun baru 2017 harus menjadi tahun gotong royong membangun jaringan semut melalui keluarga yang makin dinamis bahagia dan sejahtera. (Prof. Dr. Haryono Suyono, pengamat sosial).