JAKARTA-(TERBITTOP.COM)-Prof DR Haryono Suyono mengapresiasi pernyataan Raja Saudi Arabia, Salman bin Abdulaziz Al Saud yang memberi bantuan pinjaman pada pemerintah RI ketika berkunjung ke Indonesia bersama 1500 orang rombongannya, baru-baru ini.
Pujian Haryono Suyono kepada raja Salman tidak sebatas bantuan pinjaman itu tapi beberapa hal lain yang tidak kalah pentingnya seperti penambahan jumlah kuota haji Indonesia menjadi lebih besar. Tentang saran membangun toleransi beragama di Indonesia, dan juga masalah industri pertanian dan lain sebagainya.
Menko Kesra dan Taskin sekaligus merangkap Kepala BKKB pada Kabinet Pembangunan V di Era Presiden Suharto menilai dia (Salman) datang ke Indonesia membangun ketaatan agama ke arah lebih besar lagi. Mengajak membangun industri dan pembangunan pertanian dan lain lain.
Indonesia diminta menyiapkan makanan dan sayuran yang dapat diekspor ke Arab Saudi. Hasil pertanian yang diminta berkualitas tinggi, harus tahan lama karena diekspor dari Indonesia ke Arab Saudi.
Bila kita juga bisa seperti Thailand maka raja Salman mendahulukan produk Indonesia karena latar belakang agama yang sama.
Haryono Suyono juga menyatakan kekagumannya kepada raja Salman karena toleransi beragama pimpinan Arab Saudi ini ternyata tinggi.
“Kita mestinya malu karena keadaan kita. Ini adalah satu teladan yang harus kita hargai,” kata Haryono ketika diwawancara TERBITTOP di ruang kerjanya, Senin pekan lalu.
Raja Salman datang spesial ke Indonesia berlibur ke Bali yang agamanya bukan Islam. “Raja Arab saja berlibur di Bali bukan di Aceh.”
“Laut itu kan ciptaan Tuhan yang luar biasa. Begitu juga tari-tarian orang banyak yang bernuansa harmonisasi. Beliau itu ternyata suka harmonisasi,” tambahnya.
Kalau hal ini dianut pemimpin agama di Indonesia tentu kerukunan agama terjalin dan pasti melibatkan keluarga sejahtera. “Pasti pasti,” imbuh Haryono.
Tentang investasi Arab Saudi itu, tambah Haryono, sebenarnya investasi untuk rakyat.
“‘Kalau warga prasejahtera engga punya jaminan harus dicarikan jaminan karena orang makin engga punya jaminan harus kerja keras.”
Menurut Haryono Suyono yang dikenal sebagai “Bapak Pemberdayaan” perlu adanya pemikiran dari pemimpin apakah itu dari pemimpin politik dan pemimpin lain.
Haryono Suyono juga menyarankan agar semua merubah budaya disiplin. Misalkan dalam hal dilarang merokok di sebuah perusahaan. Maka disana tidak ada toleran entah itu terhadap teman atau keluarganya harus tidak ada yang boleh merokok.
Hal-hal tersebut adalah budaya disiplin. Harus dirubah disiplinnya. Mental-mental seperti itu harus dihilangkan, tutur Hartono. (ris/dm)