SURABAYA-(TERBITTOP.COM) – Hadirnya Kampoeng Coklat di Blitar juga merupakan salah satu bukti betapa kakao rakyat bisa merangsang kreativitas dan membuat inovasi para petani kakao.Selain itu melalui Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Guyup Santosa bisa meningkatkan produktifitas dan mampu memperkuat bargaining positionnya di pasar lokal maupun internasional.Petani bisa mengatur ditsribusi hasil panen sehingga mendapatkan hasil terbaik.
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur, Ir. Moch. Samsul Arifien, MMA, mengungkapkan kehadiran Kampoeng Coklat dan Gapoktan Guyup Santosa tidak saja membuat petani kakao menjadi lebih mudah menjual hasil panennya, tetapi juga mampu menstimulan kelompok-kelompok tani di daerah lain untuk bangkit mengelola biji kakao yang dihasilkannya menjadi olahan cokelat. Salah satu yang sudah turut unjuk gigi adalah Rumah Coklat di Desa Karangan, Kec. Karangan, Kab. Trenggalek. Usaha keras yang telah dirintis melalui UPH Kakao sejak 2009 lalu, kini telah berkembang menjadi eduwisata Rumah Coklat.
“Tidak hanya itu, kekuatan mereka juga diwujudkan dengan inovasi usaha, dimana mampu menghadirkan kompilasi agrowisata,pusat penampungan biji cokelat hasil panen ribuan petani, pusat penjualan aneka makanan berbahan cokelat, dan sekaligus pemberdayaan masyarakat sekitar dalam wadah Kampoeng Coklat,”ujar Moch Syamsul Arifien MMA.
Sejauh ini perkembangan tanaman kakao di Kabupaten Trenggalek tergolong luar biasa walaupun dari sisi produktivitas belum maksimal. Namun Trenggalek mampu melahirkan tokoh petani sekelas Mbah Moesodjo dan Muntiah (putrinya), yang begitu militan mengembangkan kakao dan mengolahnya menjadi aneka makanan cokelat yang kini bisa dinikmati masyarakat Trenggalek dan sekitarnya dengan harga terjangkau.
“Untuk menjadikan kakao dan cokelat di Trenggalek ini lebih berkembang, maka dibutuhkan keseriusan dan kefokusan tokoh-tokoh kakao yang ada di Trenggalek dengan dukungan pemerintah daerah. Rumah Coklat ini harus bisa menjadi wahana edukasi sekaligus rekreasi bagi wisatawan, terutama para generasi muda. Anak-anak sekolah harus diajari bagaimana menanam kakao sampai mengolahnya menjadi makanan cokelat. Mereka juga sejak dini harus dibiasakan mengonsumsi cokelat, karena makanan ini menyehatkan,” papar Kadisbun, dalam sambutannya di hadapan Bupati Trenggalek dan para pejabat
dari berbagai institusi, serta perwakilan guru dan pelajar se-Trenggalek.
Kadisbun Jatim menegaskan, dukungan Bupati dan Ibu Bupati Trenggalek sangatlah penting dalam menjadikan Rumah Coklat yang ada di Karangan sebagai i wahana edukatif atau eduwisata yang akan merevolusi pola pikir generasi muda terhadap kakao dan cokelat. Sebagaimana diketahui banyak orang menganggap cokelat itu makanan tidak sehat, karena bisa merusak gigi. Padahal dalam cokelat ada kandungan flavanols, sejenis flavanoid yang merupakan antioksidan yang baik bagi tubuh. Flavanoid ini sangat baik untuk mencegah dan melawan kanker, meningkatkan mood dan libido, serta
menghilangkan stres.
“Jawa Timur sudah memiliki Kampoeng Coklat di Blitar dan sekarang Rumah Coklat di Trenggalek. Sebentar lagi juga dirancang ada Warung Coklat di Kediri. Kedepan bersama dengan tokoh cokelat Jawa Timur, Pak Isdarmawan Asrikan, yang didukung Pusat Penelitian Kopi Kakao Jember, akan dirancang pembangunan Istana Cokelat di Surabaya. Di Istana Cokelat yang ditargetkan rampung 2 tahun mendatang nantinya akan menampung semua produk-produk cokelat unggulan dari Jawa Timur, termasuk dari Kampoeng Coklat, Rumah Coklat, Warung Coklat dan daerah lainnya,” tutur Kadisbun.
Untuk membangun wisata cokelat yang bermutu, menurut Kadisbun sangat dibutuhkan sinergi para pemangku kepentingan. Kelompok tani tidak bisa berjalan sendiri tanpa didukung pemerintah, baik dari sisi kebijakan maupun promosi-promosi dalam menggerakkan wisata cokelat setara di Malaysia maupun Belgia.
“Kita bisa memulainya dengan mengarahkan pejabat dan wisatawan yang masuk Trenggalek untuk singgah di Rumah Coklat. Juga mendorong para pelajar mulai dari TK sampai SMA, serta para mahasiswa di Trenggalek dan sekitarnya untuk menikmati eduwisata Rumah Coklat. Dengan cara ini maka Rumah
Coklat maupun wisata cokelat lainnya akan bisa bangkit menjadi bisnis yang mendidik dan menguntungkan bagi semua pihak,” tegas Kadisbun. Secara terbuka Kadisbun menyatakan apreasi dan dukungan terhadap usaha pengembangan cokelat menjadi olahan bermutu dan wahana wisata.tegasnya.(hd)