JAKARTA-(TERBITTOP.COM)-Semua mata pecinta MotoGP akhir pekan ini dipastikan tertuju ke Sirkuit Ricardo Tormo pada Minggu (12/11) malam. Di sirkuit berusia 18 tahun itu akan digelar MotoGP Valencia, sebuah final perebutan gelar juara dunia antara Marc Marquez vs Andrea Dovizioso.
Di atas kertas, Marquez pantas sangat difavoritkan untuk merebut gelar juara dunia MotoGP musim ini. Memasuki seri terakhir di Valencia, pebalap asal Spanyol itu masih unggul 21 poin atas Dovizioso di klasemen.
Kegagalan Marquez memanfaatkan championship race pertamanya di MotoGP Malaysia, 29 Oktober lalu, tidak mengurangi peluangnya menjadi juara dunia musim ini. Kemenangan Dovizioso di Sirkuit Sepang seakan-akan hanya menunda sejenak pesta The Baby Alien.
Dovizioso sendiri berusaha realistis. Usai balapan di MotoGP Malaysia, pebalap asal Italia itu terlihat tidak terlalu senang. Dovizioso sepertinya sadar, membalikkan defisit 21 poin dengan satu seri tersisa tidak semudah membalikkan telapak tangan. Bukan mustahil, tapi super-sulit.
Tanpa momen spesial sulit di MotoGP Valencia, bagi Andrea Dovizioso untuk menjadi juara dunia musim ini.
Dovizioso mengaku butuh momen spesial untuk bisa menjadi juara dunia di MotoGP Valencia. Momen spesial yang dimaksud Dovizioso mungkin adalah Marquez gagal finis seperti di MotoGP Argentina dan MotoGP Perancis. Atau mungkin motor Honda RC213V yang ditunggangi Marquez mengalami kerusakan seperti yang terjadi di MotoGP Inggris.
Tanpa momen spesial seperti contoh di atas, sulit bagi Dovizioso untuk menjadi juara dunia musim ini. Kenapa? Karena Marquez sudah menjadi pebalap yang hampir 180 derajat berubah sejak musim lalu.
Marquez sejak musim lalu bukanlah Marquez yang kita lihat di MotoGP musim 2013 hingga 2015. Pebalap 24 tahun itu telah berubah menjadi pebalap yang penuh perhitungan. Tahu kapan harus menyerang, kapan harus ambil risiko, kapan harus cari aman.
Marquez yang jauh dewasa di atas sirkuit sadar dia cukup finis posisi 11 di MotoGP Valencia untuk mengunci gelar juara dunia MotoGP keempatnya. Jadi tidak bisa disalahkan jika Marquez memilih bermain aman di Sirkuit Ricardo Tormo.
Statistik juga mendukung Marquez memastikan gelar juara dunia di GP Valencia. Sejak tampil di ajang MotoGP pada 2013, pebalap kelahiran Cervera itu selalu naik podium di GP Valencia.
Seluruh poin di atas menunjukkan Marquez akan menjadi juara dunia di Valencia jika tidak ada insiden spesial. Tapi, Dovizioso dipastikan tidak akan menyerah hingga bendera finis berkibar di Sirkuit Ricardo Tormo.
Jika benar Dovizioso gagal merebut gelar juara dunia MotoGP musim ini, pebalap 31 tahun itu tetap patut bangga. Bagi sejumlah pihak, Dovizioso sudah menjadi juara sesungguhnya, setidaknya bagi Ducati dan publik Italia.
Dovizioso bisa menjadi penjaga pamor pebalap Italia setelah Valentino Rossi pensiun, sambil menunggu Franco Morbidelli beradaptasi di MotoGP mulai musim depan.
Ducati untuk kali pertama sejak musim 2007 mampu bersaing dalam perebutan gelar juara dunia MotoGP. Itu semua berkat pengorbanan Dovizioso, yang sabar menemukan setelan terbaik untuk sepeda motor Ducati Desmosedici.
Selama ini Desmosedici dikenal sebagai sepeda motor dengan kecepatan terbaik di jalur lurus. Tapi, jika sudah memasuki tikungan, Desmosedici selalu kalah dari RC213V milik Honda dan YZR-M1 milik Yamaha.
Di bawah masukan Dovizioso, perlahan tapi pasti Ducati mampu membuat Desmosedici lebih kompetitif. Meski bisa dibilang masih jauh dari sempurna, terbukti Desmosedici bisa membuat Dovizioso menjadi pesaing gelar juara dunia MotoGP musim ini.
Bagi Ducati yang bermarkas di Bologna, Italia, sukses Dovizioso di MotoGP 2017 seperti hujan di musim kemarau. Ducati kembali berhasil mendobrak dominasi Honda dan Yamaha di ajang MotoGP. Bahkan pebalap sekelas Valentino Rossi saja tidak mampu membawa Ducati bersaing pada musim 2011 dan 2012.
Italia juga harus berterima kasih kepada Dovizioso, karena juara dunia kelas 125cc musim 2004 itu mampu menjaga tradisi pebalap asal Negeri Pizza itu dalam persaingan gelar juara dunia MotoGP.
Tidak dipungkiri pamor Dovizioso di Italia masih kalah dari Rossi. Tapi, secara realistis Dovizioso lebih mampu bersaing dengan pebalap-pebalap muda seperti Marquez, Maverick Vinales, Johann Zarco, dan pebalap matang Jorge Lorenzo.
Tidak ada yang meragukan kemampuan dan pengalaman Rossi. Tapi, The Doctor sudah tidak mampu mengimbangi kemampuan fisik para pebalap yang lebih muda. Rossi juga tidak senekat dulu dan tidak mau mengambil risiko lebih jauh. pebalap lebih muda.
Dovizioso juga bisa menjadi penjaga pamor pebalap Italia setelah Rossi pensiun, sambil menunggu Franco Morbidelli beradaptasi di MotoGP mulai musim depan.
Pebalap Italia hingga kini belum mampu mendobrak dominasi pebalap Spanyol di MotoGP. Sejak musim 2012, gelar juara dunia MotoGP selalu direbut dua pebalap asal Spanyol: Marquez dan Lorenzo.
Kehadiran Dovizioso dalam persaingan gelar juara dunia MotoGP juga menjadi angin segar bagi olahraga ini. Pasalnya, sejak 2008 hanya Casey Stoner yang mampu mendobrak dominasi tiga pebalap: Rossi, Lorenzo, dan Marquez. Dani Pedrosa yang menjadi salah satu pebalap berpengalaman, selalu tampil angin-anginan di setiap musimnya.
Apapun hasil di MotoGP Valencia, siapapun yang menjadi juara dunia musim ini, Dovizioso seharusnya bisa melewati garis finis dengan kepala tegak. DesmoDovi sudah menjadi juara sesungguhnya bagi sebagian pihak.(cnn)