*Kepala Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan Ramiel Jesaya SH MH (duduk) dan Kasi Pidsus Yovandi Y SH MH (berdiri). (foto : harisfadillah)
JAKARTA-(TERBITTOP.COM)-Dalam kurun waktu sembilan bulan terakhir ini kejari Jakarta Selatan berhasil memberikan kontribusi bagi pemasukan keuangan negara sebesar lebih kurang Rp90 miliar. Dana tersebut diperoleh dari uang pengganti perkara pidana khusus,Datun serta lelang barang rampasan perkara Tindak Pidana Umum dan Tindak Pidana Khusus telah disetorkan kepada negara.
“Tidak ada dana yang yang kami tahan semua pemasukan dari perkara, baik dari uang perngganti perkara korupsi,dari pendampingan Datun serta Pidum/Pembinaan berupa lelang barang rampasan sudah disetor kepada negara,”ungkap Kajari Jakarta Selatan Ramiel Jesaya SH MH kepada TERBITTOP di ruang kerjanya belum lama ini.
Dalam memproses sebuah perkara menurut Ramiel,pasti diawali adanya penanganan dan tentu diakhiri dengan penyelesaian,sekarang sedang dalam penyelesaian.
Dijelaskan,pemasukan keuangan itu (Penerimaan Negara Bukan Pajak-PNBP) berasal dari pendampingan melalui Datun yang menangani BPJS berhasil memberikan pemasukan sebesar Rp 64 Miliar, kemudian dari uang pengganti perkara pidana khusus sebesar Rp13,3 miliar,dari kasus pajak sebesar Rp10 miliar dan dari hasil lelang barang rampasan oleh Kantor Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Jakarta IV berupa lelang kendaraan bermotor ada 26 unit berhasil mendapatkan uang sebesar Rp330 juta.
Dalam penjelasan yang didampingi Kasubagbin Arya Wicaksana,SH.MH selaku Pejabat penjual lelang Kejari Jakarta Selatan serta kasi Pidana Khusus
Yovandi SH MH, dia mengakui hasil yang disetorkan kepada negara ini bervariasi jumlahnya sebagian terbesar dari hasil uang pengganti perkara korupsi dan pajak.
“Ini karena kerja keras semua Kepala Seksi yang ada, sudah maksimal mereka melakukan tugasnya sesuai dengan topoksi bidangnya sehingga bisa memberi
pemasukan kepada keuangan negara,”ucap Ramiel.
Dengan kerja keras itu sebenarnya semua Kepala Seksi sudah pantas mendapat promosi karena ini baru sembilan bulan sudah berhasil memberikan kontribusi bagi negara.
“Saya tidak mau bicara tinggi karena Tuhan tidak suka umat seperti itu.Namun saya sudah usulkan sesuai jenjangnya para kasi dan Kasubag Bin ke pimpinan untuk mendapat promosi terbaik,” kata Rameil seraya menunjukkan bukti penyetoran uang tersebut kepada negara dalam hal ini ke Menteri Keuangan.
Mengenai lelang barang rampasan Ramiel mengakui,sebagian barang ada yang sudah rusak, namun demikian dalam lelang seperti 7 mobil ternyata harganya
masih cukup tinggi.Dia juga tidak menampik keluhan kerusakan barang lelang karena namanya barang hasil kejahatan tentu tidak ada yang sempurna apalagi sudah berjalan ada yang sudah 10 tahun lebih.
“Secara bertahap saya ingin melakukan penyelesaiannya,apalagi barang yang dilelang masih memiliki nilai ekonomis yang lumayan. Walaupun ini sudah terjadi lama inkraachnya, ada yang sudah 10 tahun lebih.Dengan selesainya lelang barang rampasan itu tentu membuat halaman kantor Kejari Jakarta
Selatan terlihat lengang, rapi dan tidak menimbulkan penyakit. Setelah barang yang diparkir bertahun tahun itu laku diambil pemenang lelang halaman
agak mulai luas sedikit,”ujarnya.
Barang rampasan berupa kendaraan bermotor yang dilelang ada 26 unit. “Ada 19 sepeda motor dan 7 mobil. Lalu ada juga sejumlah telepon genggam. Meski
demikian masih banyak kendaran sepeda motor yang terparkir menunggu putusan inkraah (berkekuatan hukum tetap). Untuk barang bukti mobil, menurut dia, kebanyakan dari terpidana korupsi. Salah satunya adalah Arafat terpidana suap terhadap pegawai pajak Gayus Tambunan. “Ada forturner, BMW dan Toyota Yaris,” ucapnya.
Peran TP4D
Sementara dalam kegiatan pengawalan dan pengamanan sejumlah proyek pembangunan melalui TP4D (Tim Pengawal dan Pengamanan Pemerintahan dan
Pembangunan ), Ramiel mengatakan sudah berjalan baik dan sedang mengawal proyek yang keseluruhan bernilai Rp150 miliar.
“Sekarang sedang berjalan ada 10 proyek dari SKPD dan stakholder yang ada dari Binamarga dan Cipta Karya serta dari kecamatan, diantaranya pembuatan
trotoar, pengaspalan jalan. Pada umumnya SKPD dari awal permintaan dan dilakukan pemaparan di kantor Kejaksaan,”ungkap Ramiel.
Dikatakan upaya pengawalan dan pendampingan guna meminalisir penyimpangan dalam pembangunan infrastruktur di wilayah Jakarta Selatan.
“Ini sebagai upaya pencegahan,”kata Rameil seraya menyebutkan pengawalan ini dilakukan sejak awal proyek berjalan. Dan kita melihat semua jenis pekerjaan berikut kualitasnya tidak hanya asal saja.
“Semua program perencanaan dilapangan kami ikuti namanya mengawal hingga selesai proyek. Jadi ada 4 tahapan yakni tahap perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasan dilapangan hingga selesainya proyek.Sesuai Tupoksi kami lakukan pengawalan dengan melibatkan 5 Jaksa dibantu Staf,”tuturnya.
Untuk menjaga jangan terjadi jaksa berbuat nakal dalam kegiatan ini, Ramiel mengatakan selalu meminta dan mengawasi jaksa dengan meminta progres pekerjaannya dan selalu turun bersama dengan melibatkan jaksa dibidang Pidana Khusus, Datun dan Intelijen. Sehingga demikian diakuinya tidak ada banyak kendala ditemui selama TP4D saat mengawal proyek-proyek tersebut.(haris)
Pemenang Lelang saat memindahkan mobil dari Kantor Kejari Jakarta Selatan.