JAKARTA-(TERBITTOP.COM)-Insiden kecelakaan pesawat Lion Air Jurusan Jakarta-Pangkalpinang di Tanjung Karawang, Jawa Barat Senin (29/10) pagi menyisakan duka yang mendalam bagi keluarga dan jajaran Adhyaksa. Hal ini yang dirasakan keluarga Jaksa Andri Wiranofa dan istri yang ikut menjadi korban kecelakaan serta empat jaksa lainnya termasuk seorang pegawai Tata Usaha di Kejaksaan Tinggi Bangka Belitung.
“Saya selaku pribadi maupun selaku Kajati DKI sangat berduka kehilangan seorang jaksa muda Andri Wiranofa SH yang rajin dan cerdas.Sebelum menjadi koordinator di Kejati Bangka Belitung, Andri Wiranofa adalah Kasi Oharda di Aspidum Kejati DKI,’tutur Kepala Kejaksaan Tinggi DKI Toni Spontana SH MH kepada TERBITTOP, Selasa (30/10) menanggapi sejumlah jaksa termasuk jaksa Andri Wiranofa yang menjadi korban kecelakaan Lion Air.
Menurut Toni, Jaksa Andri Wiranofa selama bertugas di Kejati dikenal sebagai seorang jaksa yang rajin dan cerdas. Dan dia juga menjadi sosok yang menjadi panutan bagi rekannya rekan sekerja serta penyayang bagi keluarganya. Bahkan lanjut Toni Spontana, dirinya sempat menjadi mentor untuk peserta Diklatpim III di Badiklat Kejaksaan Ceger Jakarta Timur yang diikuti Jaksa Andri Wiranofa beserta rekan jaksa lainnya.
“Ini foto terakhir dengan dia saat bertemu sebulan yang lalu di Badiklat Ceger, serta rekan rekan jaksa lainnya yang mengikuti Diklatpin III,” ungkap Toni.
Kunjungi Rumah Duka,
Selain itu pada Senin (29/10) Kajati DKI Toni Spontana yang didampingi para Asisten serta Kajari dan Kasi Pidum Kejari Jakarta Timur mengunjungi rumah duka Andri Wiranofa yang berada di daerah Penggilingan Jakarta Timur bertemu keluarga korban.
“Kami bertemu dengan keluarga Jaksa Andri, serta kedua puterinya yang baru duduk di kelas Enam dan klas Satu SD. Anaknya yang masih kecil tadi malam diantar oleh Staf Intel Kejati dan Perwakilan keluarga ke Rumah Sakit Polri untuk diambil sampel guna pencocokan DNA,” tutur Toni seraya menambakan dirinya merasa kehilangan akan sosok jaksa muda seperti Andri Wiranofa.
Kini, meski belum ada kabar mengenai nasib Andri Wiranofa beserta ratusan penumpang pesawat Lion Air JT-610 yang mengalami kecelakaan,Tony berharap ada keajaiban dari Tuhan untuk kebaikan Dodi dan penumpang yang lain.
Dari daftar penumpang maskapai Lion Air JT 610, empat anggota Korps Adhyaksa menjadi korban. Keempat anggota tersebut adalah, Andri Wiranofa (Koordinator pada Kejati Babel), Nia Sugiono (istri Andri W.), Dody Junaedi (Kasi Pidsus Pangkalpinang), Shandy Johan Ramadhan (Jaksa Fungsional Bangka Selatan) dan Sastiarta (staff Tata Usaha Kejati
Babel).
Sementara informasi yang diperoleh dari Posko Kejaksaan di Pelabuhan Tanjung Priok pada Selasa (30/10) sekitar pukul 05.20 wib Kapal Bea Cuka 9006 tekah membawa logistik untuk para Tim Penyelamat serta beberapa awak media di Lokasi Kejadian Perkara. Tim Evakuasi dari Basarnas telah berada tiba di Pekabuhan JICT 2 dan menggunakan Kapal Bea Cukai pada pukul 06.16 wib berangkat menuju LKP di Perairan Tanjung Karawang.
Tim Basarnas bekerja selama 24 jam dalam melakukan pencarian da n evakuasi korban kecelakaan pesawat Lion JT 610 route Jakarta-Pangkal Pinang.
“Pencarian 24 jam diprioritaskan dengan peralatan seperti KRI Rigel, dengan kapal BPPT 24 jam, terus tidak berhenti selama 24 jam,” kata Direktur Operasi dan Latihan Basarnas Brigadir Jenderal Marinir Bambang Suryo Aji dalam konferensi pers di kantor Basarnas Jakarta, Senin.
Suryo mengatakan saat ini lokasi keberadaan bangkai pesawat yang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat, tersebut belum diketahui karenanya pencarian difokuskan untuk menemukan lokasi tenggelamnya pesawat jenis Boeing 737 MAX 8 tersebut.
Basarnas saat ini mengerahkan tim penyelam Basarnas Special Group beranggotakan 40 personel untuk mencari korban di perairan pada kedalaman 30-35 meter. Pencarian difokuskan di wilayah 150 mil laut dari koordinat jatuhnya pesawat.(haris)