Semboyan ‘Kecil dimanja, muda foya-foya, tua kaya-raya, mati masuk surga’ semboyan yang ditujukan kepada diri seseorang yang gemar bermalas-malasan, mungkin antonim semboyan kata itu sudah usang dijadikan ungkapan di era milenial hari ini.
Karena ungkapan kata umum ditujukan kepada seseorang dengan menuding suka bermalas-malasan karena dinilai memang sudah terlahir dari ruang lingkup keluarga mapan secara ekonomi. Terutama semboyan itu, jika ditujukan seperti seorang Erick Tohir.
Pria muda yang memang berlatar belakang dari keluarga berpunya, dan oleh Presiden Jokowidodo diangkat selaku Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam Kabinet Indonesia Maju. Erick Tohir yang juga mantan pemilik klub sepak bola Itali Inter Milan itu, dikenal luas kalangan adalah keluarga pebisnis mapan, dan tergolong diusianya ( 43 tahun-red), relatif muda menjabat Menteri.
Hal itu, ia buktikan jika kemapanan ekonomi bukan tidak bisa menjadikan seseorang berhati mulia untuk sebuah tindakan.
Erick mengarungi pusaran mafia di BUMN, yakni penuh dengan dinamika penyalah gunaan kekuasaan, di atas kekuasaan, “Orang-orang yang tak berhati mulia”, ujarnya, beristilah atas apa yang ia temui di pusaran BUMN, dalam satu kesempatan.
Gebrakan-demi gebrakan terus dilakukan Erick Tohir membenahi perusahaan plat merah itu, dan yang viral dipublik, ia membongkar dugaan penyelundupan Moge (Motor gede) Harly Davidson milik seorang Direktur, perusahaan publik maskapai Garuda Indonesia.
Gayungpun bersambut, langkah motifasi menyehatkan BUMN dengan memecat Dirut Garuda Indonesia itu, diapresiasi Presiden Jokowidodo, sebagai langkah tepat telah dilakukan Erick Tohir.
Dan itu, dijadikan peringatan (warning) untuk Jajaran Direksi BUMN yang lain, seperti Pelindo, Pelni, Krakatau Still, Pertamina, PDAM,PLN dan lainnya. Karena diduga tempat bercokolnya para Mafia-mafia BUMN. Bravo Erick Tohir, dan siapa Menteri berikutnya mengikuti langkah Erick.*