JAKARTA-(TERBITTOP.COM)-Innalillahi wainnailahi rojiun, insan pers di jajaran Kejaksaan Agung RI berduka atas kepergian selama-lamanya wartawan senior H Sulaiman Basrif dalam usia 70 tahun yang juga mantan Koordinator pertama Wartawan Kejaksaan RI.
Kepergian almarhum yang aktif bekerja di Group Media Indonesia milik H Surya Paloh itu meninggalkan duka mendalam bagi keluarga di saat umat Islam baru selesai melaksanakan sholat Idul Fitri di hari pertama pada Senin (25/5).
Betapa tidak sosok H Sulaiman Basri berusia 70 tahun semasa hidupnya merupakan panutan di lingkungan keluarga.
Almarhum yang menghembuskan napas terakhir pada Senin (24/5) sekitar pukul 07.00 meninggalkan seorang istri dua anak dan lima cucu. Lahir di Plaju Sumatera Selatan 16 Januari 1950.
Almarhum beberapa kali sempat di rawat di Rumah Sakit dan harus menjalani perawatan rutin karena cuci darah.
Terakhir sebelum meninggal dunia pada pukul 7.00 wiba di Rumah Sakit Binawaluya, almarhum sempat dirawat dirumah Sakit Adyhaksa Kejaksaan RI.
Jenazah disemayamkan di Rumah Jl Pulo No 46 Kelurahan Jatikarya Kecamatan Jatisampurna Cibubur.
Karangan bunga dari Wakil Jaksa Agung Setia Untung Arimuladi.
Kepergian Almarhum sempat mengagetkan karena sehari sebelumnya Jumat (22/5) saya masih sempat berbincang bincang lewat telpon wa dengan almarhum.
“Bapak itu disiplin, tegas dan teguh pada prinsip hidupnya,” ujar anak Fajar kepada wartawan.
Berkarir dan cukup lama meliput dilingkungan kejaksaan RI saya cukup mengenal kepribadian almarhum.
Bahkan ketika saya pengurus seksi hukum PWI Jaya diminta ketua membentuk wadah wartawan di Kejaksaan Agung RI,almarhum lah yang pertama diangkat rekan rekan media yang saat itu jumlahnya belum begitu banyak media menjadi koordinator wartawan Kejaksaan.
Setelah memasuki era reformasi satker Bagian Humas juga berubah menjadi Puspenkum Kejaksaan RI dan seiring waktu berjalan jumlah wartawan dan berbagai organisasi maka wadahnya berganti menjadi Forum Wartawan Kejaksan RI.
Wakil Jaksa Agung RI Setia Untung Arimuladi SH menyatakan duka cita nya yang mendalam dengan mengirimkan karangan bunga ke rumah almarhum.
Beberapa kegiatan gigih almarhum saat peliputan kasus HM Soeharto yang saat itu mulai diusut oleh Kejaksaan kadang harus hingga larut malam dan bahkan hingga jelang subuh harus mencegat Jaksa Agung yang saat itu dipimpin Soedjono C Atmonegoro SH dikediamannya di kawasan Pondok Indah Jakarta Selatan serta giat liputan kasus korupsi Eddy Tansil terpaksa beberapa kali ditegur Kabag Humas karena tajamnya pemberitaan.
Almarhum sangat konsisten dengan tulisan dan berita yang diliputnya. ” Selamat Jalan Rekan” .(haris)