Sebelum naik.keatas pesawat
Bagi saya naik pesawat kecil yang menempuh perjalanan selama satu jam sebenarnya bukan hal yang baru, sudah berkali kali saya rasakan pada belasan tahun lalu.
Namun menggunakan pesawat kecil PK VVH dengan Nomor penerbangan SI 234 milik Susi Air berangkat dari Jakarta Bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta menuju Pangandaraan adalah hal yang baru pertama kali saya rasakan.
Pengalaman ini sungguh sangat mengesankan saat akan menghadiri undangan keluarga yang mau mengadakan pesta pernikahan di daerah Prapat dan di Hotel Pantai Indah di Kota Pengandaran pada Jumat (11/6).
Pesawat kecil dengan nomor penerbangan SI 234 dengan pilot warga negara asing dan co pilot warga negara asli Indonesia hanya berkapasitas penumpang sebanyak 8 orang ditambah pilot dan co pilot hanya 10 orang, dengan ruangan duduk yang sangat bersih dan apik.
Lumayan nyaman duduk diatas kursi pesawat milik Ibu Susi Pudjiasti.
Ini menjadi pengalaman baru saya bisa menikmati kota Pangandaraan dengan keindahan pantainya dari atas langit yang rendah.
Sambutan hangat karyawan di desk cek in dan ruang tunggu VIP di Bandara Halim sangat ramah.
Mereka melayani sangat tepat waktu saat cek in apalagi penumpang hanya delapan orang jadi tidak harus ber antri berlama lama di ruang cek in dan setelah itu kita dipersilahkan menuju ruang tunggu VIP yang berada di pojok lantai satu yang telah disediakan.
Tapi sebelumnya kita harus verifikasi hasil Rapid Test yang harus negatif sebagaimana aturan prokes yang ditetapkan Pemerintah.Kemudian sebagai penumpang wajib ditimbang berat badannya selain berat barang bawaan.
Di Ruang tunggu VIP room itu saya melihat berbagai foto ibu Susi menghiasi dinding ruangan tunggu dan berbagai foto pesawat.
Kita juga diberikan menu makanan siang dan minum serta buahan secara gratis di ruang tunggu keberangkatan.
“Silahkan mau makan, mau ngopi ada, berbagai kue dan menu nasi dengan lauk pauk sudah tersedia dengan self service,” tutur Desti pegawai Susi Air di ruang tunggu VIP Room Bandara.
Dengan ramah Desti mempersilahkan penumpang yang kebetulan satu pesawat terbang ada empat orang warga negara asing yang mau mengikuti traning menjadi Pilot Susi Air di Pusat Pelatihan Susi Air di Pangandaran.
Penerbangan ke Pangandaraan pada Jumat (11/6) dijadwalkan sesuai tiket yang saya beli pada pukul 13.00 wib dan tiba pada 14.00.
inilah ruang cokpit pesawat
Namun setelah hampir menjelang jam 13.00 wib, pegawai Susi air memberitahukan keberangkatan terjadi delay satu jam dengan alasan ada bawaan barang yang masih ditunggu dan harus dibawa ke Pengandaran.
Penerbangan ke Pangandaraan menempuh waktu selama satu jam dan selama perjalanan kita dapat melihat dengan jarak yang tidak begitu tinggi sehingga dengan jelas terlihat indahnya kota Jakarta dan beberapa kota seperti Bandung, Ciamis hingga jelas melihat Gunung Galunggung dalam jarak tidak begitu jauh dari jendela pesawat.
Di tengah perjalanan qaddarullah hujan dan beberapa kali menembus gumpalan awan.
Rasanya cukup membuat saya deg-degan hihi. Saat pesawat terkena rintikan hujan, rasanya seperti ketika hujan mengenai mobil. Bunyi rintikan hujan sangat jelas terdengar.
Saya pribadi sih berasa lumayan ngeri, tapi pilot dan co-pilotnya justu terlihat sangat santai, sambil sesekali tersenyum ke penumpang. Mungkin udah biasa banget kali ya bagi mereka, wkwk.
Walau selama perjalanan sering terjadi goncangan karena cuaca sedang tidak baik dan diselingi hujan namun pesawat mampu terbang menembus awan gelap dan hujan. Waa Pilot Warga Asing sudah cukup berpengalaman membawa pesawat kecil.
Ya wajar saja karena dari segi ukuran dan spesifikasi, pesawat ini tergolong pesawat perintis, belum lagi medan yang harus dihadapi cukup lumayan ngeri karena melewati jajaran bukit-bukit dan gunung Galunggung sedangkan pesawat tidak bisa terbang terlalu tinggi karena ukurannya yang mungil.
Beberapa kali saya mendengar pilot mengumumkan ada cuaca kurang baik dan bakal ada lagi goncangan ringan terjadi.
“Kita akan memasuki cuaca kurang baik karena sebagian cuaca cukup berawan,” kata Pilot dari rung kemudi.
Kebetulan saya duduk persis dibelakang pilot sehingga dapat melihat semua layar yang ada di ruang kemudi pesawat. Rasanya deg-degan juga jantung terasa saat goncangan terjadi dan pesawat bergoyang.
Baru setelah mendekati kota Pangandaraan dan melihat dari kejauhan Gunung Galunggung di Tasikmalaya, keadaan cuaca berangsur baik dan kita dapat menyaksikan dengan jelas pantai di Pangandara dari ketinggian.
Tepat satu jam perjalanan dan pesawat mendarat mulus di Bandara Nusawiru Cijulang Pangandaran.
Keluar dan sehabis berpose berdua Pilot WNA saya menuju ruang kedatangan dan disana saya sudah disambut anak dan ponakan untuk menuju daerah Prapat base Camp saya selama di Pengandaraan.
Menyaksikan kota Pangandaraan dengan objek wisatanya dari atas langit memberi kesan tersendiri dan sungguh mengagumkan, sungguh sangat indah dan mengesankan melihat pantai pantai yang memiliki pasir putih yang landai yang ramai dikunjungi wisatawan dari berbagai daerah nusantara dan luar negeri.
Apalagi hasil kekayaan lautnya di perairan laut Pangandaraan memiliki hasil yang sangat mengagumkan ikan tuna berukuran sangat besar termasuk jenis udang yang bagi masyarakat ada yang disebut udang jenis Tiger.
Udang tiger atau jenis udang windu itu merupakan salah jenis udang kelas yang menjadi tangkapan nelayan Pengandaran memiliki harga yang tinggi.
Udang ini jenis kelas ekspor yang terkenal di pangsa pasar Eropa dengan tiger shimp yang memiliki rasa manis nan gurih dan ukurannya
tergolong berbadan bongsor.
Dari dalam pesawat ini saya melihat dua objek wisata yakni Pantai Barat dan Timur serta memiliki Taman Wisata dan Cagar Alam yang berdekatan dengan Pantai Pangandaraan yang sangat indah itu.
Sebagai daerah wisata Pangandaran memiliki objek wisata yang dapat dinikmati seperti pantai Batu Karas disini Turis yang senang surfing sudah pasti akan menjajal ombak di Pantai Batu Karas.
Keindahan Cagar Alam Pangandaran dapat kita nikmati dengan menyaksikan berbagai binatang seperti monyet ekor panjang,rusa kecil,landak dan berbagai jenis burung lainnya.
Pantai Pangandaran memang primadona karena memiliki pantai berpasir,pantai karang dan pantai panta unik lainnya. Lokasi wisata ini sudah menjadi bagian dari kenangan banyak orang termasuk saya pun merasakan karena sudah menjadi keluarga besar warga Pengandaraan.
Bagi yang tidak berminat surfing bisa datang sore hari untuk melihat para peselancar menaklukan ombak laut selatan yang menentang disini.
Kemudian pantai Batu Hiu, disini kita bisa menyaksikan matahari terbenam sangat indah jika disaksikan dari pantai ini.Bebatuan karang yang menjulang disini memberi kesan seperti di Uluwatu di Bali.
Sedikitnya masih banyak lagi objek wisata yang bisa kita saksikan setiba di kota Pangandaran.
Well itulah tadi pengalaman melihat Pangandaraan dari atas langit yang rendah.
Hanya dari penerbangan ini saya tidak melihat adanya peragaan cara menyelamatkan diri yang disampaikan oleh cru pesawat karena tidak ada pramugari seperti ada di pesawat yang berbadan besar.
Padahal panduan keselamatan penumpang ada sebuah keharusan yang diamanatkan selama penerbangan.
Bagaimana jika terjadi sesuatu yang tak diharapkan apakah mengerti penumpang menyelamatkan diri ? Ini sebagai masukan untuk managemen Susi Air. (haris)
Berpose dengan pilot pesawat setelah mendarat di bandara Nusawiru Pangandaran.